Kamis, 09 Maret 2017

Soekarno "Sang Guru" bagi Fidel Castro



Kedekatan antara pemimpin Cuba Fidel Castro dengan Soekarno menjadi salah satu cerita unik yang selalu menjadi sejarah tersendiri dalam perjalanan Bangsa Cuba dan Bangsa Indonesia. 

Saat ini mungkin hubungan Indonesia dan Cuba tidak erat seperti di masa lalu, namun sejarah mencatat bahwa Presiden Soekarno pernah menjadi tokoh yang berjasa dalam perjalanan panjang Bangsa Cuba. 

Fidel Castro sendiri tidak ragu untuk menyatakan bahwa Soekarno adalah "Guru"nya, yang mengajarkan Cuba untuk menjadi mandiri tanpa bergantung dengan negara lain.



Pada tahun 1960 Soekarno berkunjung ke Cuba sebagai balasan atas kunjungan Fidel Castro ke Indonesia pada 1959, dalam kesempatan itu kedua pemimpin banyak berbicara mengenai keadaan negaranya masing-masing. 



Fidel bercerita mengenai keadaan negaranya "Tuan Soekarno Cuba memiliki cita-cita untuk bangkit dan berkembang, namun kami dikelilingi negara-negara perkebunan peninggalan Spanyol, Portugal dan Inggris, Kami juga berdekatan secara geografis dengan Raja Kapitalis Amerika, setiap saat Kami berjaga agar tidak ada rudal mereka yang dijatuhkan ke kota-kota Kami, akhirnya Kami terpaksa bersekutu dengan Uni Soviet agar keamanan kami terjaga, namun bukan ini yang Kami inginkan, Indonesia-lah yang ingin Kami tiru karena mandiri tanpa bergantung dengan negara lain".

Soekarno membalas "Begini, Yang Mulia Castro..... Sebuah negara pertama-tama harus mandiri. Itu persyaratan terbesar sebuah revolusi. Ia tidak boleh bergantung kepada siapa-siapa, kekuatan dirinya sendiri yang menjadi ukuran. Sebuah negara harus memiliki kemandiriannya, karena kemandirian ia akan mendapatkan tiga hal : Kehormatan, Kemanusiaannya dan Kepandaiannya. Nah, untuk mencapai ini kita harus tegar menghadapi badai godaan. Saya sendiri akan melawan bila negara saya dikelilingi koloni-koloni yang kemudian akan berkembang sebagai sebuah ancaman”

Fidel Castro melanjutkan pertanyaanya "Lalu apa yang harus Kami lakukan Tuan Presiden?"

Soekarno menjawab "Yang Mulia...untuk mandiri kita harus mengetahui dulu apa kekuatan negara kita, modal apa yang kita miliki untuk menjadi mandiri, lalu gunakan itu 100% untuk kesejahteraan umum gunakan agar rakyat bahagia, jangan biarkan itu digunakan oleh penggarong kapitalis dan pencuri komoditi"

Setelah itu Cuba benar-benar mempraktekan apa yang dikatakan Soekarno, mereka menerbitkan Undang-Undang Kesejahteraan Umum, membangun ekonomi negaranya untuk mandiri yang akhirnya  menjadi ancaman di halaman belakang Amerika. 

Sedangkan Soekarno berakhir dengan tragis, Negaranya dikalahkan oleh plot licik Barat, beliau digulingkan karena dianggap terlibat dalam gerakan radikal Komunis, yang bahkan belum dapat dibuktikan sampai sekarang keterlibatannya.

Negaranya Indonesia sekarang menjadi budak kapitalis, Freeport menjarah di Papua, Newmont merampok di Nusa Tenggara, rakyatnya masih jauh dari sejahtera.

Semoga di masa nanti akan muncul nasionalis baru yang membangun Indonesia yang Kuat dan Sejahtera.

Senin, 06 Maret 2017

Perang Dunia Pertama (Bagian 4 Italiano Menyerang)


Sebenarnya Italia adalah bagian dari persekutuan yang disebut Triple Alliance yang terdiri dari Jerman, Austria Hungaria, dan Italia.

Masuknya Italia ke dalam kancah Perang Dunia Pertama di pihak Sekutu menjadi kejutan besar bagi banyak pihak. Negara yang telah mengikat janji militer dengan Jerman dan Austria Hungaria malah berbalik menyerang kedua negara tersebut.

Pada awal Perang Italia bersikap netral karena pada dasarnya persekutuan Triple Alliance adalah persekutuan defensif artinya semua negara anggota wajib membantu anggota lainnya apabila diserang oleh musuh, sedangkan Perang Dunia Pertama dimulai dari sikap agresif Jerman dan Austria Hungaria menyerang negara-negara Sekutu, hal tersebut menjadi alasan Italia tidak membantu Jerman dan Austria Hungaria.

Selama setahun masa netral, Italia memanfaatkannya untuk memilih berada di pihak siapa, mereka memulai negosiasi dengan Jerman dan Austria Hungaria apa yang akan mereka dapat apabila ikut berperang di pihak mereka, namun hasilnya tidak memuaskan karena beberapa wilayah yang Italia inginkan sebagai hadiah adalah wilayah kekuasaan Austria Hungaria.

Negosiasi rahasia akhirnya dijalankan Italia dengan Pihak Sekutu, Inggris dan Perancis. Italia menuntut hal yang sama seperti tuntutan mereka kepada Jerman dan Austria Hungaria, kali ini dengan hasil yang menggembirakan, Italia dijanjikan semua wilayah tersebut apabila kemenangan telah diraih.

Akhirnya pada 23 Mei 1915 Italia menyatakan perang terhadap Austria Hungaria, diikuti kepada Kekaisaran Ottoman (21 Agustus), Bulgaria (19 Oktober), Jerman (28 Agustus 1916).

Peta peperangan Eropa Tahun 1915



Perang di Front Italia lebih banyak terjadi antara Italia dan Austria Hungaria (Jerman baru ikut serta pada 1917), perang ini juga menjadi perang yang amat sulit bagi yang terlibat karena berlangsung di wilayah pegunungan dan dataran tinggi Alpen. hanya ada sedikit wilayah tanpa tebing terjal dan jurang dan itupun telah dibentengi dengan kuat oleh kedua pihak.

Lukisan dramatis pertempuran Italia dengan Austria Hungaria di Pegunungan Alpen


Tentara Austria Hungaria mendaki tebing terjal 


Pertempuran pembuka terjadi di wilayah sungai Isonzo (aliran sungai ini menjadi pusat peperangan antara Italia dan Austria Hungaria), Italia menyerbu pada tanggal 23 Juni 1915, merasa memiliki keunggulan dari sisi jumlah Italia menyerang secara frontal posisi Austria Hungaria yang telah diperkuat, yang akhirnya membawa malapetaka karena korban jiwa yang sangat besar dari pihak Italia, sedangkan Austria Hungaria tidak menganggap Front Italia sebagai yang utama sehingga jumlah tentaranya hanya sedikit yang dapat dikerahkan (sebagian besar dikirim menghadapi Rusia), oleh karena itu Austria Hungaria bersikap defensif di front ini.

Tentara Italia mendaki menuju Front Pertempuran 



Pertempuran di Front Italia menjadi faktor utama kekalahan Austria Hungaria, karena disinilah kekalahan terbesar mereka terjadi. 

Pada akhir Perang Dunia Pertama Italia ikut menjadi pemenang di pihak Sekutu, namun hasil yang mereka inginkan tidak didapat, wilayah yang menjadi target mereka tidak diraih, Italia merasa dibohongi oleh Sekutu, pengorbanan prajurit mereka dan kehancuran ekonomi yang terjadi akibat perang tidak mendapat hasil yang setimpal, inilah yang membuat Pemerintahan mereka saat itu berhasil digulingkan oleh pihak Fasis Benito Mussolini, kekuasaan Fasis menjadi akar bagi konflik baru di Eropa yang berkembang menjadi Perang Dunia ke-2, kali ini Italia berpihak kepada Jerman Adolf Hitler, babak baru peperangan Eropa akan dimulai dari keduanya.  

Hitler dan Mussolini



Sabtu, 04 Maret 2017

"Bule Depok" Siapa Mereka?




Pasti banyak yang telah mendengar sebutan "Bule Depok", panggilan ini menjadi khas untuk masyarakat Depok, karena tidak ada daerah lain yang punya "Bule" hanya di Depok. panggilan ini sering digunakan tetapi banyak yang tidak mengetahui asal mulanya. Siapa sebenarnya Bule Depok ini sehingga nama mereka tetap dikenal sampai sekarang.




Bule Depok sebenarnya adalah orang-orang yang pertama mendiami wilayah Depok namun mereka bukan warga asli Depok melainkan orang suku Bali, Ambon, Minahasa, juga orang Timor, Bengala dll,  mereka bukan peranakan Eropa.


Mereka adalah budak dari tuan tanah Depok asli Belanda yakni Cornelis Chastelein, dia adalah pedagang sukses yang membeli sebidang tanah yang akan berkembang menjadi wilayah Depok. Cornelis Chastelein adalah Kristen yang taat walaupun memiliki budak di dalam hati dia tidak mendukung sistem perbudakan sehingga saat wafat dia membebaskan seluruh budaknya yang berjumlah 150 orang dan memberikan hak tanah yang dimilikinya kepada mereka.

Seratus lima puluh budak ini terbagi dalam 12 marga, yaitu Bacas, Isakh, Jacob, Jonathans, Josep, Lauren, Leander, Loen, Samuel, Soedira, Tholense dan Zadokh.

Bertahun-tahun hidup dalam lingkungan Belanda membuat gaya hidup mereka seperti orang Belanda, bicara bahasa Belanda, terpelajar karena mereka bersekolah di sekolah Belanda, dan memiliki hak atas tanah sendiri, inilah yang membedakan mereka dengan orang-orang disekitar mereka yang umumnya petani suruhan yang tidak memiliki lahan, hidup sederhana, dan tidak menguasai bahasa Belanda.


Orang-orang kampung inilah yang pertama kali menyebut mereka "Belanda Depok" yang sekarang sedikit bergeser menjadi "Bule Depok". Pada masa itu istilah ini merupakan hinaan buat mantan budak yang bergaya Belanda namun sekarang hanya pengisi obrolan mengenai Depok.

Ada tujuh Negara Asia yang tidak pernah dijajah...negara mana saja ya?

1. Thailand

Seluruh negara di Asia Tenggara pernah menjadi jajahan negara-negara Eropa namun ada satu yang berhasil menghindari pahitnya menjadi koloni negara lain yakni Thailand. 

Alasan kenapa Thailand tidak menjadi jajahan negara Eropa karena negeri kerajaan ini dibutuhkan untuk menjadi Buffer, negara penyangga yang berdiri diantara dua wilayah kekuasaan Eropa Burma Inggris, dan Indochina Perancis. negara buffer sendiri penting agar dua kekuatan tidak bersinggungan langsung sehingga dapat menghindari konflik yang tidak perlu.

Thailand (kuning) diantara wilayah jajahan Eropa, Inggris (merah) dan Perancis (ungu)


2. Bhutan

Negara Asia lain yang tidak pernah dijajah adalah Bhutan, negara ini terletak di pegunungan himalaya di utara India. Wilayahnya cukup terasing, karena akses yang sulit karena terletak di pegunungan tertinggi di dunia, namun hal ini pula yang menjadi keuntungan mereka, Inggris yang saat itu bercokol di India tidak terlalu agresif untuk menguasai Bhutan.

Terdapat beberapa wilayah yang diserahkan kepada Inggris sebagai bayaran atas kekalahan mereka berperang namun secara umum Bhutan tetap Negeri merdeka penuh sampai berakhirnya era penjajahan. 

wilayah Bhutan terletak di pegunungan Himalaya diantara India dan China


3. Afghanistan

Negara yang terus mengalami konflik ini adalah salah satu negara yang tidak pernah dijajah oleh kekuatan manapun dari Eropa. penduduknya terkenal berani dan tidak gentar menghadapi siapapun yang ingin menduduki negara mereka.

Beberapa kali Inggris mencoba untuk menguasai Afghanistan selalu menemui kegagalan. Inggris yang saat itu menguasai India ingin memperluas kekuasaan sampai Asia Tengah, pintu gerbangnya adalah Afghanistan, namun semua serangannya gagal sampai akhirnya Inggris melupakan ambisi mereka karena Asia Tengah malah diduduki Rusia.

Afghanistan akhirnya dibiarkan merdeka untuk menjadi buffer state diantara kekuasaan Inggris dan Rusia.

Afghanistan (kuning) 

4. Iran

Iran atau dimasa lalu lebih dikenal dengan Persia menjadi salah satu negara yang tidak pernah dijajah negara Eropa, walau saat itu bukan negara yang kuat baik secara persenjataan dan teknologi.

Faktor geografis Iran yang terdiri atas pegunungan dan dataran tinggi menyulitkan pihak manapun untuk menginvasi walau dengan kekuatan tentara yang besar.

Walau tidak secara langsung dikuasai namun pemerintahan di Iran sendiri saat itu merupakan boneka dari kekuasaan Inggris, mereka tetap dipengaruhi oleh Inggris dalam banyak hal terutama kebijakan luar negeri dan perdagangan. 

Gambar perubahan wilayah Iran selama abad 19 dan 20


5. Nepal

Nepal adalah negara yang berada di pegunungan himalaya seperti halnya Bhutan, negeri ini tidak pernah diajah oleh negara Eropa manapun bahkan oleh Inggris yang saat itu menduduki India. negara ini sulit untuk ditaklukan karena untuk menyerangnya dibutuhkan usaha yang luar biasa terutama menaklukan pegunungan himalaya itu sendiri. 

Akhirnya Inggris membiarkan Nepal tetap merdeka karena lebih berguna sebagai buffer state antara kekuasaan mereka dengan China, apalagi Nepal merupakan salah satu penyumbang prajurit yang hebat yakni brigade gurkha, karena terdapat perjanjian antara Inggris dan Nepal yang memperbolehkan Inggris mencari prajurit dari Nepal. 

Letak Wilayah Nepal



6. China

China juga menjadi negara Asia yang tidak pernah dijajah Bangsa Eropa, ada berbagai faktor bangsa Eropa tidak dapat menguasai China secara keseluruhan, yang pertama, pada abad 16 dan 17 saat Bangsa Eropa sedang giat-giatnya mencari koloni China sudah merupakan kekuatan besar di Asia dengan persenjataan yang tidak kalah dari Eropa.

Kedua, walaupun Revolusi Industri di Inggris dan Eropa yang membuat mereka mampu menciptakan senjata baru yang lebih modern meninggalkan China dengan meriam kunonya namun Bangsa Eropa tidak mampu menaklukan wilayah yang sangat luas yang bahkan melebihi luas benua Eropa itu sendiri.

Ketiga, jumlah penduduk China terlampau besar untuk dapat ditaklukan, menyerang China dengan populasi 500 juta jiwa adalah hal yang sangat sulit bahkan dengan senjata modern sekalipun.

Namun beberapa wilayah kecil atau kota pelabuhan di China dikuasai Bangsa Eropa seperti Hongkong, Macau dll.




7. Jepang

Sebenarmya menaklukan Jepang pada masa lalu bukan hal sulit bagi negara-negara Eropa, Jepang masih negara primitif dengan persenjataan kuno dan wilayah yang semi otonom yang terkadang berkonflik dengan kekuasaan pusat, semua hal tersebut membuat menguasai Jepang bukanlah hal yang sulit. namun Jepang tidak memiliki daya tarik sebagai koloni, tidak terletak pada jalur perdagangan dunia saat itu dan tidak memiliki sumber daya alam yang banyak. Negara Eropa dan Amerika saat itu hanya menginginkan meminjam pelabuhan mereka sebagai pintu gerbang ke China dan depot perburuan paus. 

Insiden yang terkait dengan upaya peminjaman pelabuhan ini adalah peristiwa pembukaan secara paksa Pelabuhan Edo oleh Matthew C. Perry (Komandan Angkatan Laut Amerika), Insiden yang membuka mata Jepang bahwa mereka lemah dibawah persenjataan modern Eropa dan Amerika, membuat mereka mereformasi kehidupan mereka dengan mengadopsi keunggulan-keunggulan Barat baik dibidang pendidikan dan teknologi (restorasi Meiji).

Reformasi yang berhasil mengubah Jepang menjadi negara yang disegani karena keberhasilan mereka mengejar ketertinggalan dari bangsa Eropa, dan menjadi kekuatan besar di Asia Timur sebelum akhirnya kalah dalam Perang Dunia Ke Dua.



Jumat, 17 Februari 2017

Belanda berkuasa 350 tahun? pikir lagi...Ini daerah-daerah terakhir yang ditaklukan Belanda..

Di sekolah kita diajarkan bahwa Belanda menguasai Indonesia selama 350 tahun, tapi benarkah seperti itu. 
Padahal pada kenyataannya sampai menjelang akhir masa pendudukan mereka masih ada beberapa Kerajaan yang belum menyerah dan masih merdeka. 
Inilah Daerah-Daerah itu:

1. Tanah Batak (Ditaklukan pada 1907)

Sumatra adalah tanah yang paling sulit ditaklukan Belanda, salah satunya adalah Tanah Batak, dibawah pemimpin mereka Sisingamangaraja XII mereka melakukan perlawanan yang berani sampai tahun 1907 setelah Sisingamangaraja sendiri tewas dalam pertempuran bersama dengan tiga orang anaknya. Perang ini dimulai karena adanya tekanan dari kepala suku batak terhadap Sisingamangaraja untuk bertindak terhadap Belanda yang semakin gencar melakukan Kristenisasi terhadap rakyat Batak mengancam kepercayaan leluhur mereka, ditambah adanya permintaan dari Aceh (Telah berperang dengan Belanda sejak 1873) untuk mengusir Belanda.

Prajurit Batak.


2. Jambi (Ditaklukan pada 1907)

Awalnya Jambi adalah Kerajaan merdeka yang diakui Belanda, dengan syarat Jambi mengakui kekuasaan Belanda atas wilayah Palembang dan saling menghormati diantara kedua Kerajaan. semua berubah pada saat kekuasaan Jambi dipimpin oleh Sultan Ratoe Tsafioedin-Taha. Sultan Taha tidak mengakui kekuasaan Belanda terhadap tanah Sumatera dia memilih untuk mengusir mereka. Perang dimulai pada tahun 1885 sampai dengan tahun 1907.

Sultan Taha.



3. Sulawesi (Ditaklukan 1908)

Sebenarnya sudah ada wilayah Sulawesi yang telah menjadi kekuasaan Belanda, yakni Sulawesi Utara dan Ujung Pandang namun masih ada Kerajaan yang merdeka seperti Bone, dan Gowa yang berdiri kokoh. Keberhasilan Belanda dalam menaklukan daerah Jambi, Bali dan Aceh meningkatkan kepercayaan diri mereka untuk menguasai Sulawesi secara keseluruhan. Tahun 1905 dilancarkan Ekspedisi Sulawesi Selatan untuk menaklukan Kerajaan-Kerajaan merdeka disana. setelah menangkap pemimpin perlawanan Bone dan Gowa akhirnya seluruh Sulawesi ditaklukan Belanda.

Raja Gowa I  Mangimangi menerima kedatangan Gubernur Belanda





4. Bali (Ditakluka pada  1908)

Perang antara Bali dan Belanda sudah terjadi beberapa kali namun tidak sekalipun Belanda mampu menaklukan Bali. keberanian rakyatnya didukung Raja-Raja yang hebat membuat Belanda kalang kabut berbagai cara licik dilancarkan namun menemui keagagalan sebelum akhirnya Belanda mengirim pasukan besar dari berbagai daerah di Indonesia, Rakyat Bali kalah jumlah dan melakukan Perang Puputan sampai mati, bahkan keluarga Kerajaan Klungkung melakukan ritual bunuh diri Puputan setelah Raja mereka Dewa Agung Jambe tewas oleh Belanda.

Dewa Agung Klungkung.

5. Aceh (Ditaklukan pada 1912)

Daerah inilah yang lama dan sulit untuk ditaklukan Belanda, keberanian masyarakatnya ditambah pemimpin yang hebat seperti Teuku Umar, Panglima Polim, Cut Nyak Dien dan juga persenjataan yang baik membuat Belanda kerepotan, berkali-kali upaya mereka dipatahkan perlawanan Rakyat Aceh. langkah-langkah licik mereka mulai dari adu domba kemudian perundingan damai palsu selalu dimentahkan, bahkan sebenarnya perang gerilya tetap ada sampai pada kedatangan Jepang pada tahun 1942.

Teuku Umar Pemimpin Perang Aceh.






Selasa, 14 Februari 2017

Perang Dunia Pertama (Bagian 3 Kekaisaran Ottoman)

Kekaisaran Ottoman adalah Kekhalifahan terakhir Islam yang telah berdiri selama enam ratus tahun, disaat kejayaannya memiliki wilayah yang sangat luas mencakup dua benua Asia dan Eropa. Kekaisaran Ottoman sendiri berdiri setelah runtuhnya Dinasti Seljuq yang berbasis di Anatolia dan terpecah menjadi wilayah-wilayah merdeka yang disebut Ghazi, salah satunya ialah yang dipimpin oleh Osman I (namanya menjadi dasar nama kekaisaran ini Ustmaniyah).

Singkat cerita Kekaisaran Ottoman menjadi salah satu yang terbesar di dunia, memiliki wilayah luas yang membentang dari Eropa terutama Balkan dan Asia di Timur Tengah. namun itu adalah Kekaisaran Ottoman di masa lalu, menjelang perang dunia pertama mereka diambang kehancuran, banyak wilayahnya telah merdeka terutama yang ada di Balkan. Kekaisaran Ottoman dijuluki The Sick Man of Europe karena hal ini.

Peta Ottoman di Masa Jayanya


Peta Ottoman menjelang perang dunia pertama


Alasan masuknya Kekaisaran Ottoman kedalam Perang Dunia Pertama masih menjadi perdebatan karena mereka tidak ikut dalam aliansi militer apapun di Eropa.

Namun apabila kita melihat kejadian-kejadian sebelum pecahnya perang kita dapat mengerti keterlibatan Ottoman dalam perang dan mengapa mereka berpihak kepada Jerman.

Kekaisaran Ottoman memerlukan bantuan dan dukungan terutama untuk membangun Industri dan Perekonomian mereka dalam upaya kembali menjadi kekuatan besar di dunia. Tidak ada satu negara di Eropa yang ingin membantu apalagi Inggris dan Perancis, karena membantu Ottoman seperti membesarkan anak singa yang akan membahayakan mereka nantinya. Hanya Jerman yang datang memberikan bantuan dalam bentuk pelatihan militer dan pembangunan industri, dan yang paling monumental adalah rencana pembangunan jalur kereta api dari Berlin-Baghdad yang apabila selesai akan menjadi jalur perekonomian penting Ottoman dengan Eropa Barat.

Perkembangan Kekaisaran Rusia di Eropa dan Asia menjadi ancaman terbesar Ottoman, Rusia telah berkembang menjadi negara raksasa yang wilayahnya bersinggungan langsung dengan Ottoman. Lebih jauh Rusia menginginkan jalur laut selat Gallipoli yang dimiliki Ottoman karena lebih dari seperempat komoditas ekspor Rusia melewati jalur ini. Sejarah juga membuktikan bahwa hampir seluruh negara balkan yang awalnya adalah wilayah Ottoman merdeka karena dukungan dari Rusia, hal ini menunjukan bahwa mereka berupaya melemahkan dan menghancurkan Ottoman.

Awal abad ke-20 adalah masa-masa kelam bagi Kekaisaran Ottoman, mereka terlibat dalam beberapa perang yang berakhir dengan kekalahan. Mereka kalah dalam perang Ottoman-Italia yang berakhir dengan kehilangan Libya (Libya diklaim oleh Italia setelah perang tersebut). Pada tahun 1912 terjadi Perang Balkan antara Ottoman dengan Liga Balkan yang terdiri dari Serbia, Bulgaria, Yunani, dan Rumania, mereka juga mengalami kekalahan.

Seragam Prajurit Ottoman selama Perang Dunia Pertama.



Tahun 1914 Perang Dunia Pertama dimulai, Jerman menyerbu Perancis namun dapat dipatahkan oleh kekuatan gabungan Perancis dan Inggris. Front Timur juga dimulai Rusia menyerbu Jerman dan Austria-Hungaria sekaligus namun serangan mereka dapat dihalau malah sebaliknya Jerman mampu melakukan serangan balik yang menghancurkan. Tanpa diketahui oleh pihak sekutu Ottoman membuat perjanjian militer rahasia dengan Jerman yang berisi bahwa apabila terjadi perang yang melibatkan Jerman maka Ottoman akan ikut terlibat dengan kekuatan penuh. Janji itu dipenuhi angkatan bersenjata Ottoman dengan menyerang pangkalan angkatan laut Rusia di Laut Hitam pada 29 Oktober 1914, dimulailah keterlibatan Ottoman dalam Perang Dunia Pertama.

Serangan Angkatan Laut Ottoman di Laut Hitam.



Tidak lama setelah serangan dadakan tersebut pada 1 November 1914 Rusia mendeklarasikan perang terhadap Ottoman yang diikuti sekutunya Inggris dan Perancis. pada 2 November 1914 Rusia melakukan serangan pertama terhadap Ottoman di pegunungan Kaukasus (pegunungan yang menjadi perbatasan antara Ottoman dan Rusia) yang diberi nama Serangan Bergmann, namun serangan ini dapat dipatahkan malah tentara Ottoman melakukan serangan balasan menusuk jauh kedalam wilayah Rusia sebelum akhirnya ditahan oleh tentara Rusia.

Tentara Ottoman di Pegunungan Salju Kaukasus.


Pertempuran yang paling terkenal dalam keterlibatan Ottoman di Perang Dunia Pertama ialah Pertempuran Gallipoli.

Setelah serangan ke pangkalan angkatan laut Rusia, dimulailah perang dunia pertama di wilayah Ottoman dan timur tengah, front kaukasus Ottoman berhadapan dengan Rusia, front Mesopotamia dan Mesir Ottoman menghadapi Inggris dan negara-negara persemakmurannya.

Keterlibatan Ottoman menyebabkan masalah besar bagi Sekutu karena menambah front pertempuran baru sedangkan mereka sudah kekurangan sumber daya manusia (sebagian besar untuk menghadapi Jerman dan Austria Hungaria). pada 1915 Inggris mencoba strategi untuk langsung menyerang di Jantung Ottoman yakni Istanbul, untuk memaksa mereka menyerah dengan cepat agar tentara yang sedang bertempur dengan Ottoman dapat dimanfaatkan untuk menggempur Jerman. strateginya adalah menguasai Selat Gallipoli yang menjadi pintu gerbang menuju Istanbul.

Peta Gallipoli.


Sebelum mendaratkan tentara Sekutu yang terdiri dari Inggris dan Perancis melakukan serangan laut untuk menghancurkan pertahanan Ottoman di pantai sehingga memudahkan pendaratan tentara. Serangan laut dimulai sejak 17 Februari sampai dengan 18 Maret 1915 namun berakhir dengan kegagalan, Sekutu mengalami kerugian yang besar baik korban jiwa dan material.

Setelah kegagalan serangan laut, tentara darat dikumpulkan untuk menyerang titik-titik artileri bergerak Ottoman yang mengancam operasi penyerangan. Banyak dari tentara ini yang berasal dari berbagai negara persemakmuran Inggris diantaranya Australia, Selandia Baru, India, Gurkha dan lain-lain.

Pada 25 April 1915 Operasi pendaratan tentara dimulai.

Pendaratan dilaksanakan pada dua titik Teluk Anzac dan Tanjung Helles.

Pendaratan pertama dilakukan di Teluk Anzac (Anzac adalah nama Korps gabungan Australia dan Selandia Baru), pendaratan sekutu yang sebagian besar adalah tentara Australia dan Selandia Baru tidak berjalan dengan lancar, mereka mendarat dua kilometer dari titik yang seharusnya hal ini menyebabkan Ottoman mendapatkan waktu untuk bereaksi. Tidak lama setelah mendarat sekutu langsung dihujani tembakan artileri yang memakan banyak korban jiwa, namun ini tidak menghentikan gerak pasukan sekutu mereka tetap fokus menyerang. setelah seluruh kekuatan telah mendarat mereka melaksanakan serangan besar terhadap lini pertahanan Ottoman, namun dapat dipatahkan karena masalah geografis (lini pertahanan Ottoman berada pada tebing tinggi), setelah serangan mereda gantian Ottoman melakukan serangan balik yang menghancurkan. saling serang ini berlanjut sampai tengah malam, aksi terakhir 25 April itu dilakukan Ottoman dengan menyerbu garis pertahanan Korps Anzac yang telah berhasil dibangun, serangan ini berakhir dengan korban besar dikedua pihak tanpa pemenang.

Serangan Tentara Australia.


Pendaratan kedua dilakukan di Tanjung Helles, tentara sekutu yang terlibat kebanyakan adalah orang -orang Inggris tulen (tidak seperti pendaratan di Teluk Anzac tentara sekutu sebagian besar berasal dari Australia dan Selandia Baru). Pendaratan ini sejak awal telah salah dalam perencanaan, karena posisi pendaratan adalah titik-titik pertahanan Ottoman terkuat sehingga terjadi pembantaian terhadap tentara Sekutu yang mendarat. walau korban jiwa yang diderita sangat besar namun tidak menggetarkan Sekutu untuk meneruskan serangan Gallipoli.

Tentara Inggris sebelum mendarat.


Pertempuran Gallipoli akan berlanjut selama kurang lebih delapan bulan sejak 25 April 1915 - 9 Januari 1916. Pertempuran ini memakan korban sebanyak tiga ratus ribu orang dipihak sekutu dan dua ratus lima puluh ribu dipihak Ottoman. Pertempuran ini adalah keberhasilan terakhir Ottoman dalam perang dunia pertama karena selanjutnya mereka akan terus menemui kekalahan sebelum menyerah pada tahun 1918.

Hari pendaratan sekutu 25 April menjadi hari yang akan dikenang oleh masyarakat Australia dan Selandia Baru sebagai hari munculnya kesadaran nasional mereka, hari ini dijadikan libur nasional selalu diperingati setiap tahun.

Pertempuran ini juga muncul Jenderal Ottoman yang akan menjadi Bapak Turki modern yakni Mustafa Kemal Ataturk yang menjadi salah satu pemimpin pasukan saat pertempuran mempertahankan Gallipoli (Canakkale dalam Bahasa Turki), yang setelah kekalahan Ottoman dia mendirikan Negara Turki modern sekuler yang kita kenal saat ini.


Sabtu, 11 Februari 2017

Perang Dunia Pertama (Bagian 2 Pembuka)





Perang telah dimulai, serangan Austria-Hungaria terhadap Serbia pada 28 Juli 1914 memulai Perang Besar yang akan merenggut jutaan nyawa. perang dimulai dengan kesalahpahaman yang terjadi di Pihak Sentral, Jerman telah berjanji akan mendukung penuh tindakan militer Austria-Hungaria terhadap Serbia, tetapi janji ini diartikan berbeda, Austria-Hungaria mengira bahwa Jerman akan melindungi aksi militer mereka dengan menjaga perbatasan utara mereka dari serangan Rusia sementara serangan mereka sendiri akan dipusatkan terhadap Serbia. namun Jerman memiliki pandangan lain, mereka menginginkan Austria-Hungaria memusatkan kekuatan terhadap serangan Rusia, sehingga Jerman dapat mengerahkan seluruh tentaranya menyerang Perancis. Kesalahan koordinasi ini mengakibatkan pihak Sentral harus mengerahkan tentaranya ke semua front, tanpa fokus siapa yang harus dikalahkan terlebih dahulu. 

Peta Eropa sebagai gambaran front pada Perang Dunia Pertama.


Pada awalnya Jerman mengerahkan 80% dari kekuatannya menghadapi Perancis di front barat, sesuai dengan rencana perang mereka aufmarsch I, yang menitikberatkan menghancurkan Perancis, namun rencana ini ditinggalkan karena dalam perkembangannya Jerman harus berhadapan dengan Rusia dan Inggris secara bersamaan (Inggris telah menempatkan tentaranya di Belgia dan Perancis tidak lama setelah Invasi Jerman). Rencana perang kedua yang disebut aufmarsch II dilakukan tetap menitikberatkan fokus terhadap Perancis tetapi dengan mengurangi kekuatan untuk dikirim menjaga perbatasan timur dari Rusia.

Tentara Jerman dengan Helm khas mereka.



Penyerbuan Jerman ke Perancis didukung oleh tujuh satuan darat yang secara total dapat mencapai satu juta tiga ratus ribu prajurit. penyerbuan ini tidak mudah walaupun jumlah tentara yang besar Jerman juga harus menghadapi Inggris dan negara-negara persemakmurannya. sebelum masuk ke wilayah Perancis Jerman harus menghancurkan perlawanan Belgia terlebih dahulu, negara ini dihancurkan dalam waktu tidak kurang dari dua minggu, aksi pembunuhan terhadap penduduk sipil dan penghancuran tempat tinggal dilakukan oleh tentara Jerman. Hal ini menyebabkan gambaran buruk tentang Jerman, propaganda perang dipihak sekutu selalu memperlihatkan kekejaman tentara Jerman dalam invasinya ke Belgia dan ini berhasil (salah satunya menarik Amerika Serikat untuk ikut berperang melawan Jerman nantinya).

Tentara Belgia yang berani bertempur dengan tentara Jerman.



Setelah menghancurkan Belgia tentara Jerman masuk ke wilayah Perancis, telah menunggu sekitar lima satuan tentara dari Perancis, dimulailah pertempuran sepanjang perbatasan selama dua minggu, yang dimenangkan oleh Jerman sehingga memaksa tentara gabungan Perancis dan Inggris mundur, namun serangan balasan tentara cadangan mereka menghambat laju Jerman,sehingga tentara sekutu (Perancis dan Inggris) dapat membangun pertahanan baru.
Tentara Jerman hanya tinggal 70 kilometer dari Paris, namun Pertempuran Pertama Marne menghentikan laju Jerman, mereka terpaksa mundur, mengakhiri ancaman terhadap Paris. kedua belah pihak selanjutnya saling mencoba untuk mengepung lawan dalam pertempuran yang disebut Race for the sea, akan tetapi pertempuran ini tidak menentukan, yang terjadi selanjutnya adalah kedua belah pihak memperkuat pertahanan mereka dengan artileri serta membangun parit perlindungan sepanjang perbatasan. dimulailah perang parit yang akan menjadi ikon Perang Dunia Pertama.

Tentara Inggris dalam Parit Perlindungan.